CERPEN : MY BELOVED FATHER

Ayah tunggu sebentar... jangan dulu berlalu....Tetaplah berdiri disitu. Lihatlah anakmu sekarang sudah sering pulang kerumah kita..tak perlu lagi ayah jauh-jauh datang hanya untuk menemuiku seperti dulu.  Ayah duduklah didepanku.. aku ingin menceritakan semua perjalanan hidupku saat kau sudah pergi dariku. Aku ingin mengatakan sesuatu yang selama ini terpendam, yang tak sempat kuucapkan, betapa bodohnya aku karena tak bisa membahagiakanmu meski dengan hal termudah sekalipun. betapa bodohnya aku harus mementingkan orang yang tidak pernah berkorban untukku. Ayah.. kini aku bisa memberikan apapun yang engkau mau, apapun yang engkau sukai. Sesalku.... kenapa aku tak memaksa diri untuk mendampingimu disaat terakhirmu, tak sempatku membaca Yasin disampingmu,  tak sempat mengenggam tanganmu disaat-saat terakhirmu tak sempatku menuntunmu mengucapkan kalimat Laillahaillallah Muhammadarrasulullah. Maafkan aku ayah ...

Hari demi hari berlalu, bulan berganti tahun sudah tujuh tahun aku berjalan tanpamu, ayah tetaplah duduk didepanku lihatlah anakmu yang berusaha menghapus airmatanya, berusaha menahan sebuah pilu. Aku tak bisa tanpamu ayah..takkan pernah bisa. Aku sering mencari sosokmu diantara mereka, berharap seperti dulu..engkaulah orang yang pertama kali kulihat menjemputku dan menghujaniku dengan bermacam pertanyaan, engkau berdiri sambil tersenyum saat melihatku pulang. Engkau yang selalu menungguku dari jauh disaat aku harus menyelesaikan tugas-tugas yang sulit. Engkau yang selalu mengganggapku putri kecilmu yang harus selalu didampingi, engkau yang selalu cemas dan marah jika aku pulang terlambat. engkau yang selalu disampingku disaat aku merasa takut, engkau yang selalu menemaniku menonton film barat sampai pagi,engkau yang selalu menomor satukan aku, sekarang aku tak bisa tanpamu ayah, takkan pernah bisa. Aku telah kehilangan tonggak yang kokoh yang selalu menguatkan aku.

Ayah tetaplah duduk di depanku, aku rindu melihatmu duduk diruang tamu menungguku pulang, aku rindu melihatmu yang lahap menyantap nasi padang bawaanku sepulang ngajar, aku rindu melihatmu tersenyum lega saat melihatku muncul dimulut gang..mengatakan " nah itu anak perempuan kau sudah pulang kam" ucapmu pada mamak. padahal aku tahu saat itu ayah yang mencemaskan aku. Aku juga rindu saat ayah diam tak berkata karena menahan marah, ketika aku anakmu yang bandel ini terlambat pulang sekolah.

*******

Ayah tetaplah duduk didepanku.. dengarkanlah penyesalanku yang tak pernah memberikan yang terbaik untukmu, tak berusaha selalu ada untuk mu, sedangkan ayah selalu ada untukku, walau jarak untuk menemuiku sangat jauh dan melelahkan. Ayah ...tahukah ayah bahwa aku sangat bahagia saat engkau datang. Wajah lelahmu hilang seketika saat engkau tahu bahwa aku baik-baik saja. Betapa sedihnya aku menyadari bahwa ayah akan pulang dan tak pernah kembali lagi.

Ayah bukankah engkau berjanji akan selalu menemaniku selama hidupku, ayah berjanji akan selalu ada di nomor depan  saat aku membutuhkanmu, ayah engkau yang selalu menguatkan aku disaat aku terjatuh, didekatmu aku tak pernah meerasa takut dan aku tak pernah sendiri karena emgkau selalu ada untukku.

Ayah ..tetaplah duduk didepanku, dengarlah ceritaku. berikan aku semangat untuk menjadi wanita yang kuat, wanita yang harus berani menantang semua takdir tanpa airmata. Hiburlah aku ayah dengan nasehatmu yang menenangkan batinku hingga menjadi wanita tangguh.

Dulu... selagi ayah disampingku aku masih kuat berdiri, tapi sekarang tak ada lagi yang menyuruhku untuk menghapus airmata ini... Ayah tetaplah duduk didepanku..aku tak sanggup kehilanganmu. Ayah betapa aku sangat merindukanmu.. betapa singkatnya kebersamaanku denganmu. ayah... aku rindu nasehatmu saat berjalan berdua bersamamu berdampingan menyamakan langkah kaki.

Ayah... maafkan anakmu, dengarlah rasa penyesalanku, ingin aku menangis dipelukanmu. Ayah.. kini jalan yang kulalui tak lagi sama, apakah engkau selalu melihatku dari atas sana? Apakah engkau melihatku yang berjalan menunduk agar tak ada seorangpun tahu bahwa aku sedang menangis ?

Ayah maafkan aku yang belum bisa sering mengunjungi rumah barumu.. tapi aku berjanji semoga bacaan yasin yang setiap hari kubacakan untukkmu, bisa membuat rumah ayah yang baru menjadi rumah yang paling terang disana, diantara rumah-rumah yang lain. Seperti  saat ayah yang dulu selalu memberikan lampu paling terang untukku belajar, seperti engkau yang dahulu selalu menerangi hari-hariku

Ayah... tetaplah duduk di depanku ijinkan aku berkata pada dunia betapa pentingnya hadirmu dihidupku, biarkan kuberitahu pada mereka betapa bahagia aku mempunyai ayah sepertimu. Yang selalu berada dibarisan terdepan saat aku mengalami masa-masa sulit, yang selalu ada untukku. terlambat kusadari bahwa amarahmu adalah bentuk kasih sayangmu padaku.

Ayah tetaplah duduk dihadapanku... dengarlah bahwa aku merindukanmu. Hadirlah disetiap mimpiku disaat aku lalai mengirimkan bacaan Yasin untukmu.  AYAHKU.......

 ******