REVIEW BUKU MIRA W : MASIH ADA KERETA YANG AKAN LEWAT

JUDUL BUKU : MASIH ADA KERETA YANG AKAN LEWAT ARINI

PENULIS          : MIRA W

PENERBIT       : PT GRAMEDIA UTAMA

CETAKAN I     : JAKARTA, SEPTEMBER 1982

CETAKAN IX  : SEPTEMBER 2009

DICETAK KEMBALI PADA : 2018

ISBN : 97860202383781

DENGAN DESAIN SAMPUL TERBARU OLEH ORKHA CREATIVE.

bukalapak.com

Sebuah karya novel klasik yang kembali ditulis ulang, dan dua kali difilmkan dimana film pertama tayang pada tahun 1980  pada waktu itu diperankan oleh aktor legendaris yaitu Widyawati dan Rano Karno dan kemudian telah ditayangkan kembali pada tahun 2018 dan diperankan oleh Aura kasih dan Morgan Oey. 

Tiga puluh delapan tahun yang lalu buku-buku novel karya penulis legendaris Mira W ini telah terbit. Namun sayangnya pada saat itu meskipun saya sudah menginjak usia remaja, namun  hanya beberapa saja dari karya beliau yang pernah saya baca.

Karena pada jaman itu banyak yang berkomentar bahwa novel Mira W terkadang isinya berbau cerita dewasa, jadi saya selalu curi-curi waktu dan sembunyi untuk membacanya, takut dimarahi ibu.

Jadi jangankan untuk membelinya, sekedar meminjam diperpustakaan umum atau pinjam punya teman saja saya harus menyimpannya dibawah kasur pada saat selesai membacanya....dan satu hal yang harus saya garis bawahi..novel karya Mira W dan Freddy S adalah novel yang saya baca secara marathon pada waktu itu.

Dan sekarang saya sudah bebas membaca karya Mira W dan juga Freddy S begitu saya kembali membacanya dengan santai, rupanya untuk jaman sekarang cerita yang ada didalamnya masih tetap asik untuk dinikmati meskipun ada sedikit cerita dewasa didalamnya, semua tergantung bagaimana kita menilainya saja secara bijak.

Novel yang berjudul Arini, Masih ada kereta yang akan lewat ini menceritakan  trauma seorang wanita berusia 38 tahun, tentang kegagalan pernikahannya yang pertama karena telah dikhianati oleh suami dan sahabatnya sendiri.

Arini yang sebelumnya adalah seorang wanita yang polos, lugu dan lemah lembut, berubah menjadi seorang yang sangat dingin dan acuh pada siapa saja yang berusaha untuk mendekatinya.

Sampai akhirnya dia bertemu dengan Nick, seorang pemuda yang lima belas tahun lebih muda darinya. Nick seorang pemuda yang ceria, hidupnya seolah tak punya beban meski tidak sepeserpun uang yang ada dikantongnya.

Pertemuan mereka berawal disebuah kereta api yang membawanya menuju stuttgart. Nick seorang pemuda nekat yang berani naik kereta kelas eksecutive tanpa memiliki karcis dan harus melibatkan Arini untuk mengikuti permainan Nick bersembunyi dari kondektur.

Meskipun sikap Arini pada pemuda itu terkesan judes dan jutek, namun Nick semakin penasaran untuk terus mengikuti Arini. Dia merasa penasaran dengan Arini dan mulai tertarik padanya. berulang kali dia diusir oleh Arini, berulang kali Nick selalu menemukan cara untuk kembali pada Arini.

Bagaimanakah akhir dari cerita novel ini? apakah kegigihan Nick untuk terus mendekati Arini membawa hasil? Sanggupkah Arini terus bertahan dengan sikap dingin dan membentengi diri pada Nick ? apakah usia mereka yang terpaut jauh dan masa lalu Arini yang pernah menikah juga akan menjadi salah satu penyebabnya?

Mira W telah mengemas novel ini menjadi sebuah karya yang sangat menarik dan dikemas dengan sangat lugas dan tidak bertele-tele. Kita diajak langsung pada sumber permasalahan dan penyelesainya.Dengan gaya tulisan jaman dahulu dengan bahasa yang formal, namun cerita ini sangat mudah untuk dimengerti.

Dan karena novel ini juga sudah difilmkan kembali, jadi pada saat membacanya saya membayangkan sosok Aura Kasih yang cantik sebagai Arini dan si tampan dan bandel Morgan Owey sebagai Nick. Dengan bahasa yang ringan untuk dimengerti membuat kita semakin mudah berfantasi dengan cerita ini.

So, daripada berlama-lama penasaran, segera baca novelnya secara keseluruhan khususnya bagi pengemar buku yang belum sempat membacanya. Kita bisa berfantasi sejenak ke masa lalu..dan tidak ada salahnya jika kita mulai mengkoleksi kembali karya-karya novel klasik.

Sampai jumpa di review novel berikutnya ya...

" Kamu tahu, betapa sakitnya menunggu kereta yang tidak akan pernah lewat"